Paradoks Ritualitas Maulid SAW

3.14.2009

Muhammad bin Abdullah, itulah nama yang paling masyhur sejagad. Sebuah nama yang selalu paling popular dalam semua zaman, melebihi semua bintang, selebritis dan bahkan tokoh yang telah dan akan menjadi pigur manusia di atas bentangan bumi ini. Popularitas nabi Muhammad SAW seolah tidak pernah menemui kata penutup bagi tinta sejarah dalam merekam jejaknya.

Segala tingkah laku, tutur kata dan perjuangannya senantiasa menjadi acuan dalam tindakan manusia. Rekam jejak nabi Muhammad SAW menitiskan keteladanan yang melampaui sekat kesukuan, kebangsaan dan bahkan keagamaan. Sehingga sampai hari ini, biograpi (sirah) nabi terakhir ini (khatam al-nabiyin) paling banyak ditulis oleh umat manusia.

Ragam tulisan biograpi tentang nabi Muhammad SAW mencakup semua dimensi dan sudut pandang keilmuan, baik ekonomi, sosial, politik, budaya dan kemanusiaan. Dengan demikian, Anis Mansur, pemikir sekaligun budayawan Mesir, menoreh judul buku-nya A’zam al-Khalidin (pembesar-pembesar yang abadi) dengan menempat sosok nabi Muhammad sebagai pembesar pertama di antara nama pembesar dunia lainnya. Kebesaran nabi Muhammad, menurut Anis, karena beliaulah satu-satunya manusia di jagad ini yang paling sukses, baik pada tatanan keagamaan maupun keduniaan. (Anis Mansur, 2005, 7).

Pelbagai karya tentang kepribadian nabi Muhammad SAW itu tidak hanya digoreskan oleh para ulama Islam yang notabene-nya pemangku warisan risalah beliau. Akan tetapi, ada cukup banyak karya yang diukir oleh kurir tinta pengingkar dan oposisinya. Hilal Gorgun dalam website lastprophet.info, mencoba merekam banyak karya para orientalis yang mencoba menganalisa sosok Rasul tersebut.

Dalam tulisannya yang berjudul ”The Orientalist View of Prophet Muhammad” Gorgun menyebutkan karya Montgomery Watt, dalam Muhammad at Madina yang menjelaskan bahwa sebagai tokoh besar dalam sejarah, nabi Muhammad adalah tokoh yang paling banyak dicemari namanya. Masih banyak lagi karya orientalis tersebut seperti Refutation du Coran Confutatio Alcorani yang ditulis olehNicetas Byzantium pada abad ke 9 M, juga Chronographia yang ditulis oleh Theophanes (758 - 816).

Ragam perspektif, motif dan bahkan keyakinan perbagai penulis dan sejarawan, telah memeriahkan sekaligus memperlengkap catatan-catatan kepribadian Rasulullah tersebut, sehingga wujud nabi Muhammad SAW yang telah sirna dari alam fana, seolah dapat diilustrasikan kembali dalam kenyataan. Gambaran kepribadian Rasul selalu menjadi rujukan yang dirindu kehadirannya dalam segala ruang waktu dan masa. Sehingga semua problematika kemanusiaan sampai hari ini, bahkan untuk masa mendatang, seolah telah terakomodasi dalam sabda Rasul.

Dinamika kehidupan manusia dalam lintas waktu, rasanya sangat sulit untuk tidak menoleh kepada perilaku nabi Muhammad, karena sosok kenabian dan kerasulannya mamang telah dipersiapkan oleh Pengutus (Allah SWT) untuk menjadi problem solver, pengayom dan penerang bagi kehidupan anak cucu Adam. Disnilah letak relevansi jawaban Aisyah RA ketika ditanya oleh para sahabat tentang perilaku Rasulullah, seperti apakah akhlak nabi Muhammad SAW itu? dengan bahasa yang lugas, Aisyah mengungkapkan ”kana khuluquhu al-Qur’an” (akhlaknya adalah al-Qur’an), sebagimana juga termaktub dalam firman Allah SWT ”wainnaka la’ala khuluk azlim”.

Dalam bingkai keindonesiaan, bincang tentang keteladanan Rasul SAW sudah menjadi bagian dari ritualitas budaya yang telah berurat berakar. Bulan Rabiul Awal seakan terhipnotis oleh ritual maulid yang tidak boleh absen dari agenda tahunan umat, bahkan telah menjadi ritual beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim, sehingga pada tanggal 12 Rabiul Awal dijadikan hari cuti nasional.

Tentu dalam perspektif keagungan seorang utusan Tuhan, pengadaan pelbagai ritual hingga keputusan cuti nasional sebagai perlambangan akan cinta kepada baginda Rasul, rasanya juga belum sangat memadai, karena perjuangan nabi Muhammad SAW tidaklah sebanding dengan hadiah cuti tersebut. Bahkan, seremoni perngatangan maulid justru tidak jarang mengaburkan substansi perjuangan dan risalah ajaran yang dibawa beliau, baik dalam realitas kemanusiaan maupun dalam bingkai kerasulan. Dalam bingkai kemanusiaan, misalnya, bagaimana sikap Rasul yang sangat care terhadap eksistensi manusia, bahkan sampai kepada jasad manusia sekalipun.

Ketika jenazah seorang Yahudi melintas dihadapannya, maka Rasul berdiri sebagai penghormatan atas jasad manusianya. Dalam perspektif kerasulan, ada banyak hal yang sangat urgen untuk ditelaah kembali dalam kegiatan seremonial maulid al-rasul. Seremonial maulid yang sejatinya tidak semata ritualitas yang pada akhirnya terjumus kepada pengkultusan dan bahkan cenderung taqlid buta kepada budaya, adat istiadat dan bahkan meniru ritual agama selain Islam, merupakan kecelakaan sejarah dalam menerjemahkan pesan kerasulan Muhammad SAW. Pesan maulid yang seharusnya merekatkan kembali parsialitas pemahaman masyarakat tentang Islam yang integral, justru semakin samar. Kesan maulid di tengah masyarakat hanya tercitrakan dengan koor syair-syair kitab barzanji yang ditulis oleh ulama asal Kurdistan (al-barzanjiyah) yang bernama Sayid Ja'far bin Husain bin Abdul Karim al-Barzanji.

Kitab Barzanji yang berjudul asli "I'qd al-Jawhar fi Mawlid al-Nabiy al-Azhar" karangan ulama kesohor tesebut, isinya sangat bersentuhan dengan kehidupan Rasul, baik hikayat beliau dilahirkan, keluarga sampai kepada akhlak moral. Namun, sangat disayangkan, bait-bait syair indah dalam kitab tersebut hanya sekedar lantunan hiburan yang miskin akan makna spritualitasnya. Penerjemahan seremoni maulid ke dalam ruang ”ritualitas” sangat mungkin merupakan bagian dari parsialitas pemahaman Islam tadi, karena keberkesanan hari kelahiran Rasul seolah bentuk lain dari perayaan ”happy birth day” walau dipoles dengan irama verbalistas religius. Padahal, substansi dari perayaan maulid, selain aktualitas cinta secara verbal, mengenang kepribadian dan perjuangan Rasul, juga bagaimana menerjemahkan ketauladanan pribadi beliau ke dalam segala dimensi kehidupan manusia kekinian.

Bertolak dari fakta tersebut, akhirnya para ulama berbeda pendapat tentang perayaan ”ritual” maulid Nabi. Dari yang berdapat sangat literal sampai kepada asumsi rasional, dari yang beragumen bid’ah hingga yang berasumsi sunnah. Misalnya, Ibn Hajar berasumsi bahwa perayaan maulid belum dikreasikan pada era pertama Islam, sedangkan Jalal al-Din al-Suyuthi berasumsi bahwa seremoni maulid sudah ada semenjak kelahiran Rasul. Dengan hujjah bahwa kakek baginda nabi, Abd al-Muthalib dan nabi sendiri merayakannya sebelum era kerasulan. Pendapat lain dari Abd Rauf Uthman, yang menyuguhkan bahwa perayaan maulid ”dipatenkan” oleh penguasa Dinasti Syiah Fathimiyyah di Kairo sebagai media aproac kepada rakyat. Namun ada juga yang berasumsi bahwa perayaan maulid berawal dari inovasi Shalahuddin al-Ayubi sebagai injeksi ruh jihad kepada prajuritnya dalam menghadang pasukan salibis.

Terlepas dari mana yang paling benar dari pendapat di atas, yang jelas semua sepakat bahwa kepribadian Rasul sebagai uswah hasanah telah diabadikan Tuhan dalam al-Qur’an. Uswah hasanah tersebut jelas tidak tereliminasi dalam ranah yang sempit, parsial, apatahlagi harus terkungkung dalam wilayah seremonik.

Hal ini selaras dengan argumen Said Hawwa dalam bukunya al-Rasul, yang menjelaskan empat sifat esensial para Rasul itu. Pertama, kejujuran mutlak yang tidak akan pernah dibatalkan dalam kondisi apapun. Karena itu, ungkapan para Rasul akan selalu bersenyawa dengan ranah realitas. Kedua, sikap konsistensi yang total terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Sang Pengutusnya. Dari sini, perilaku seorang Rasul sangat mustahil keluar dari rule yang telah digariskan Tuhan. Ketiga, kontinuitas peyampaian kandungan al-risalah (wahyu) secara integral walau harus menghadapi pelbagai tantangan. Keempat, kecerdasan yang brilian, karena penyampain wahyu akan mangalami stagnasi jika tidak sepadan dengan rasionalitas umat. Semua muwasafat (karakteristik) Rasul ini merupakan elemen dasar dari kepribadian Rasul dengan tanpa mengesampingkan karakteristik yang lain.

Jadi, peringantan maulid yang telah menjelma menjadi ritual tersebut, jelas bukan sekedar menceritakan keindahan pisik Rasul, keanggunan akhlak, kepiawaian kepemimpinan, dan keagungan risalah yang dibawa oleh beliau, akan tetapi semestinya semua itu menjadi cermin bagi umatnya dalam mengaca perilaku kehidupan. Sudahkan ritual itu menjadi standar yang selalu dievaluasi, atau hanya lipstik dari ungkapan bibir yang tidak pernah beriringan dengan kebijakn perilaku kita?jika belum, maka ritual maulid hanya drama paradoksal yang dipentaskan di panggung dusta. Nauzubillah!Wallhu’alam.

oleh :
Hermanto Harun; Dosen Fak Syariah IAIN STS Jambi. Mahasiswa Program Doktoral National University of Malaysia.

Image Hosted by UploadHouse.com

Arti sebuah tanggung Jawab


Oleh : lisman Suryanegara

Suatu hari saya datang ke kantor shiyakusho (kantor pemda) Kyoto untuk mengurus dokumen kependudukan. Dokumen tersebut diperlukan sebagai syarat administrasi sewa rumah di daerah Rokujizo, Jepang.

Saya sangat terkesan saat berhadapan dengan petugas shiyakusho, yang notabene adalah pegawai pemerintah (PNS). Ketika itu, saya minta sertifikat kependudukan lima lembar untuk lima anggota keluarga saya. Petugasnya bilang "kenapa musti lima lembar? Ini kan bisa dijadikan satu saja".




Meski sebenarnya saya sudah diwanti-wanti oleh orang kantor perumahan agar bawa lima lembar, namun akhirnya saya menuruti usul pegawai shiyakusho tadi, karena lebih efisien, bayarnya hanya selembar saja yaitu 350 yen (Rp 40.000/lembar), itu penghematan sekali bila dibanding harus bayar lima lembar sertifikat.

Sekembalinya ke kantor perumahan, ternyata mereka tidak mau menerima dokumen yang saya bawa, karena jumlah dokumennya tidak sesuai dengan yang mereka perlukan. Kemudian petugas perumahan tersebut meminta saya kembali lagi ke kantor shiyakusho.

Sesampainya di kantor shiyakusho, petugas jaganya kaget melihat saya datang kembali. Kemudian petugas tersebut menelpon kantor perumahan. Dalam pembicaraan yang sempat saya dengar, dia mendebat orang perumahan mengenai persyaratan yang memberatkan warganya. Katanya, "kalau bisa dijadikan satu kenapa harus lima?" Menariknya lagi, dia bilang bahwa dengan meminta lima lembar sertifikat berarti akan memboroskan uang konsumen.

Diakhir pembicaraan, orang shiyakusho menang. Keputusannya adalah cukup satu lembar sertifikat saja dengan sedikit revisi. Setelah dicetak, petugas shiyakusho memberikan dokumen baru tersebut pada saya secara gratis. Saya bersyukur karena biaya yang dikeluarkan akhirnya jadi berkurang.

Ada yang membuat saya kagum, ketika pamit dari kantor shiyakusho, petugasnya meminta maaf sambil membungkuk beberapa kali karena telah membuat saya dua kali datang ke kantor tesebut.

Saat itu saya tertegun. Ini pegawai shiyakusho sangat "luar biasa". Dia telah membantu saya habis-habisan, namun malah minta maaf pada saya. Sebenanrya dia bisa saja menuruti kemauan dari orang perumahan dengan mencetak sertifikat lima lembar. Urusannya akan jadi cepat beres, tidak perlu menelpon, tidak perlu berdebat dan pemasukan buat kantor shiyakusho akan lebih banyak.

Itulah yang ada dibenak saya seandainya saya ada di posisi dia. Tapi di luar dugaan, ternyata dia tidak begitu, dia lebih memilih untuk membela kepentingan warganya sampai berhasil. Bagi dia, tanggung jawab sebagai pamong yaitu "pelayan masyarakat" harus dikedepankan dan ditunjukkan pada saat seperti itu.

Pembaca yang budiman,

Sulit rasanya menemukan orang yang seperti petugas shiyakusho tadi, di negeri kita tercinta yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sering kita jumpai, hal-hal yang harusnya gampang malah dipersulit, sehingga urusan menjadi panjang dan memakan biaya besar. Padahal Rosululloh telah bersabda "permudahlah urusan orang, jangan dipersulit!"

Hari itu saya mendapatkan pelajaran "arti sebuah tanggung jawab" dan bagaimana menjadi seorang pelayan masyarakat yang baik. Semoga kita bisa menjadi orang yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas/amanah. Selebihnya, mudah-mudahan kita bisa membantu dan mempermudah urusan orang lain.
Amien.


Image Hosted by UploadHouse.com

Caleg PKS (Pantang Korupsi dan SUAP)

Makassar, 30/11-Partai Keadilan sejahtera (PKS) Kota Makassar, Ahad-30 November 2008 mengadakan pembekalan bagi seluruh caleg PKS Kota Makassar beserta Caleg PKS Sulsel daerah pemilihan Makassar. Acara ini berlangsung di media Center PKS Ruko Ramayana Jl. A.P.Pettarni. Sekitar 70 calon anggota legislatif ikut dalam pembekalan ini. Turut hadir Ketua DPW PKS Sulsel Ust.Najamuddin Marahamid, MA, Ketua PKS Kota makassar Muh.Taslim serta Arqam Azikin yang juga caleg PKS sari dapil 4 Sulsel dan Humas DPW Zulkifli Muis.


tampilan selebihnya di sini
Dalam arahanannya, ketua DPW PKS Sulsel Ust.Najamuddin Marahamid memberikan motivasi bagi caleg untuk bekerja maksimal memenangkan Partai dakwah ini. "PKS tidak membatasi bagi caleg untuk melakukan sosialisasi, silakan memasang baliho ataupun alat peraga lainnya akan tetapi jauh lebih efektif jika kita turun langsung menyapa masyarakat, mendegar langsung keluhannya dan sekaligus kita menyampaikan visi partai ini dan apa yang kita akan perjuangkan nantinya". Kata najamuddin.

Najamuddin menambahkan, "Jika nantinya rakyat mempercayakan kita untuk menjadi legislator, maka kita harus memegang tegug komitmen untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. sekarang ini cita anggota dewan sangat buruk karena kasus korupsi, kasus asusila, gaya hidup mewah dan banyak perilaku kurang baik yang diperlihatkan anggota dewan. Alhamdulillah aleg PKS bersih dari kasus korupsi dan suap karena Aleg PKS itu (Pantang Korupsi dan Suap). PKS menerapkan kontrol yang ketat terhadap kinerja dan perilaku anggota dewan. PKS juga menginstruksikan seluruh caleg untuk membantu dalam pengungkapan penyelewengan yang terjadi baik di legislative maupun di eksekutif.

Dalam penentuan menjadi caleg, PKS juga sangat ketat dalam memverifikasi calon anggota legislatif dan alhamdulillah tidak yang bermsalah ijazah palsu, tidak ada laporan masyarakat terkait caleg kita. "Diakhir penyampainnya, ust najamuddin kembali mengingatkan para caleg komitmen Pantang Korupsi dan Suap sebagai branding caleg PKS.

Sementara itu, Zulkifli Muis menjelaskan peran media sebagai mitra parpol untuk mengawal demokrasi. "Kita harus sinergi bersama dengan media untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat", tegas zulkifli. "kita selayaknya membantu media untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait kinerja, penganggaran APBD, kebijakan serta peraturan daerah yang dibuat agar masyarakat bisa mengetahui perwakilan mereka di dewan sedang memperjuangkan aspirasinya", kata zulkifli. Diakhir pertemuan, semua caleg menandatangani kontrak politik untuk Pantang Korupsi dan Suap (PKS).

Muh. Ilham (Tim Media PKS)







Image Hosted by UploadHouse.com

PKS Bantah Kadernya Perkosa ABG

3.07.2009

INILAH.COM, Jakarta – PKS membantah isu yang menyebut adanya Ketua DPC partai itu di Indramayu, Jawa Barat, yang melakukan pemerkosaan terhadap seorang siswi SLTP. Isu itu dianggap hanya politisasi menjelang pemilu legislatif.
Hal itu ditegaskan Ketua DPP PKS Mahfudz Shiddiq kepada INILAH.COM, Kamis (5/3) malam. “Berita kasus pemerkosaan di kecamatan Cantigi, Indramayu, yang dilakukan oleh ketua DPC PKS hanyalah isapan jempol dan dipolitisasi pihak tertentu,” katanya, dalam pesan singkat yang dikirimkannya.


Dipaparkannya, dalam beberapa waktu belakangan, beredar selebaran fotokopi kasus tersebut dan ditempelkan di tempat-tempat umum. Bahkan, selebaran-selebaran itu dijaga oleh ormas pemuda yang berafiliasi ke salah satu parpol besar di Indramayu.
Kejadian sebenarnya, jelas Mahfudz, sejumlah pemuda menggelar pesta miras dan seks. Salah seorang pelakunya adalah Roy, simpatisan PKS yang baru bergabung sebulan ini. “Jadi Roy bukan kader, bukan ketua DPC dan bukan pula caleg PKS,” beber Mahfudz yang juga Penasihat DPD PKS Kabupaten Indramayu itu.
Masyarakat di sekitar Cantigi menyangsikan terjadi aksi pemerkosaan. Karena pesta miras dan seks bebas biasa terjadi di daerah itu.
Dugaan politisasi kasus ini, papar Mahfudz, karena beberapa waktu sebelumnya DPD PKS Indramayu melaporkan Bupati Indramayu Yance ke Panwaslu, atas dugaan pelanggaran pidana pemilu. “Panwas Kabupaten Indramayu sudah mengeluarkan surat teguran kepada dia,” papar Ketua FPKS DPR ini.

berbagai isu hampir selalu simpang siur mewarnai dunia perpolitikan PKS, sebagai PARPOL yg cukup fenomenal PKS harus selalu siap dengan resiko apapun yg akan menimpanya. akan tetapi yg perlu diingat bahwa, dengan keberadaan isu-isu baik yg negatif maupun pisitif hendak menjadi bahan bakar bagi para kader untuk melakukan yg terbaik, karna dengan merebaknya isu menjadi pertanda bahwa masyarakat tidak pernah meninggalkan partai ini.




Image Hosted by UploadHouse.com

TIPS pasang jam PKS di blog

3.01.2009

Tentang tips blogger lagi nih. Postingan ini terinspirasi ketika blogwalking ke beberapa blog. Setelah aku perhatikan, ada beberapa blog yang memasang widget jam PKS. Tapi kok tampilannya sama? Atau memang widget itu di ambil dari sumber yang sama? Untuk lebih jelasnya lihat jam PKS yang ada di blog ini. Yah... seperti itulah widget yang aku maksud. Sebagai blogger pemula yang lagi belajar, aku berusaha mencari inovasi untuk tampilan widget jam PKS. Akhirnya, aku bisa menemukan 1 tips (may be masih banyak tips yang lain) untuk tampilan widget jam. Sebagai ungkapan terima kasih kepada rekan-rekan blogger dan netter yang sering berkunjung ke blog ini, aku akan berbagi tips memasang tampilan widget jam PKS yang terbaru. Mau? Sebelumnya, aku tak bosan-bosanya mengingatkan bahwa pemilu tanggal 9 April, parpol nomor urut 8 itu PKS, sudut kanan atas kertas suara.
Lanjut....!!!

Hasil tampilan widget jam PKS ini bisa di lihat di sini
Oke, langsung saja kita mulai tutorialnya.
1. Langsung ke sini

2. Klik Now !!! upload your photo and make your own myspace clock
3.Tunggu beberapa saat, maka akan muncul model jam dinding,silahkan cari bagian open klik itu untuk mencari gambar dari file komputer sebagai background Jam nantinya (kalau tidak punya gambar-gambar PKS, silahkan coba gambar-gambar yang ada di sini
4. Langkah berikutnya, silahkan atur sendiri model angka yang di gunakan, model jarum jamnya serta warnanya.
5. Setelah selesai, klik code untuk javascriptnya.
6. Login ke blogger, pilih tata letak >>> add gadget >>> HTML/java script
7. Copas kode yang di ambil pada langkah 5 di atas.
8. Kemudian save/simpan
Anda juga bisa mengganti gambar dengan gambar yang di sukai contohnya di sini

BLOG INI BERISI TOREHAN SEDERHANA PARA AKTIVIS DA'WAH, MOHON MASUKAN REKAN_REKAN BLOGGER DAN NETTER.HAPPY BLOGGING
Image Hosted by UploadHouse.com



 
 
 

SEKEDAR INFO

di blog yang sederhana ini ternyata:

buah torehan telah ditulis
buah nasehat telah masuk


KOMENTATOR

Widget by

KOMENTAR TERAKHIR

VIA:

 
Copyright © Diary Aktivis