Hari Jumat 24 April 2009 pukul 11.00 WITA di negeri antah berantah adalah hari terakhir untuk para pelajar SMA sederajat menghadapi Ujian Nasional tahun ajaran 2008/2009. Jalanan ramai oleh anak-anak SMA yang asik corat-coret baju, corat-coret muka sampai corat-coret rambut. Tidak puas mencoreng muka sendiri, sebagian dari mereka menyemprotkan catnya ke metromini dan angkot yang melintas. Ada juga yang menuliskan sekolahnya, ada yang menulis 'Fuck You', dan tulisan-tulisan lain yang tak bermakna menurut saya. Masih belum puas mewarnai angkot dan bus kota, mereka mencorat-coret tembok pagar rumah. Ada yang melakukan konvoi sambil berteriak-teriak girang.
Entah ini adalah bentuk ekspresi keberhasilan atau ekpresi frustasi, saya tidak bisa membedakannya. Ekpresi luapan kegembiraan karena seragam abu-abu yang selama tiga tahun dipakainya akan segera lepas, kalau mereka lulus. Ekspresi karena mereka akan menjadi mahasiswa yang siap berdemo untuk merobohkan kokohnya pagar gedung MPR/DPR RI di Senayan, tempat para wakil rakyat yang konon suka membawa perempuan ke ruangan kerjanya, yang konon suka me-markup anggaran, yang konon suka begadang sehingga kalau rapat matanya terpejam, yang konon belum bisa makan sendiri sehingga harus disuap. Gembira karena mereka tak perlu belajar untuk sekedar lulus dari Ujian Nasional dengan standard kelulusan yang sangat tinggi itu. Tak perlu buka buku, tak perlu colak colek, tak perlu baca soal, wong mereka sudah dapat jawaban dari semua soal yang terletak rapi di atas meja ujian, ada juga yang dapat sms jawaban soal ujian nasional. Kertas coretan hanya berisi gambar daun waru tertembus panah. Mungkin ini juga merupakan ekspresi frustasi, jangan-jangan jawaban yang diterima setiap pagi sebelum ujian itu salah. Frustasi karena bapaknya gila gara-gara gagal menjadi anggota legislatif karena tak ada yang mau memilihnya. Frustasi karena mahalnya biaya pendidikan tidak memungkinkan untuk mendapat gelar mahasiswa, satu-satunya gelar untuk manusia yang menggunakan kata 'Maha'.
Kembali ke masalah jawaban ujian nasional yang dibagikan lewat selebaran fotocopy kertas HVS dan disebarkan juga via SMS. Saya sendiri yang bukan lagi seorang pelajar mendapat 2 kali SMS dari nomor yang tidak dikenal. SMS yang berisi jawaban ujian nasional, uedan tenan...!! Diknas negeri antah berantah pasti mengelak jika tuduhan ini diarahkan kepadanya. Pihak sekolah pasti tak akan mengakui kasus ini. Pengawas independent pasti akan mengatakan bahwa ujian nasional berjalan baik dan lancar serta tidak ada kecurangan. Padahal, saya menanyakan ke sepuluh pelajar dari sekolah yang berbeda dan sembilan diantaranya mengaku mendapatkan jawaban soal ujian nasional. Satu yang lain mengaku tidak mendapatkan jawaban tapi karena ia datang terlambat, sementara teman-teman satu ruangan semuanya mendapatkan jawaban.
Buat apa ada standard kelulusan yang begitu tinggi kalau semua pihak yang terkait saling support untuk men-'sukses'-kan ujian nasional. Buat apa ada pihak kepolisian yang mengawal distribusi soal ujian kalau akhirnya seperti sengaja dibocorkan. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk seolah-olah mengamankan soal ujian. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk Pengawas Independent yang setiap orang rata-rata dibayar Rp. 1.200.000,-. Padahal satu sekolah yang cukup besar ada yang terdiri dari 6 orang pengawas independen. Berapa trilyun uang yang menguap sia-sia hanya untuk menutupi kebohongan ujian nasional di negeri antah berantah.
Bagaimana dengan Ujian Nasional di Negeri Tercinta Indonesia sobat?
4.24.2009
Diposting oleh diary aktivis di 17.48
Label: YM's OPINI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Juara dunia olimpiade matematika, bisa tidak lulus dari SMA, juara dunia olimpiade fisika bisa tak lulus SMA, hanya karena UAN yang tidak bermutu. Katanya dengan standar nilai yang tinggi negara akan maju. Nyatanya banyak anak sekolah yang stress. Sistem pendidikan yang tdk memihak rakyatnya. Hanya mengejar nilai tinggi pelajaran yang diUANkan mata pelajaran yang lainnya dikorbankan. Sungguh tragis sistem pendidikan ini.
aku ingin lulus dengan bagus, do'akan yah ustadz
Posting Komentar