Pammesakang, 4 Maret 2009
Selamat pagi! Meski aku menuliskannya tidak di pagi hari dan mungkin apabila kelak ketika kau punya kesempatan membacanya, juga tidak sedang pagi hari, tapi….selamat pagi. Sebab pagi akan selalu indah, pagi akan selalu cantik. Saat mama sibuk menyiapkan sarapan di dapur, saat kicau burung (meski mulai sedikit) bersahutan di kebun kakao belakang rumah, saat aroma semangat menguar di seantero kampung. Mengantar orang-orang yang bergegas mencari penghidupan. Mengiringi anak-anak yang riang berangkat ke sekolah.
Selamat pagi! Meski kau ‘membenci’ pagi, sebab itu artinya kau harus bergegas mandi dan segera berangkat sekolah, tapi biarkanlah aku membisikkannya. Biarkanlah aku mengucapnya pelan di telingamu. Berharap kau segera bangun. Berharap kau tidak hanya sekedar menggeliat bergulung-gulung di kasur. Merajuk.
Adikku yang cantik, bila kemarin kau meminta kado padaku, maka baiklah, sekarang aku akan memberi kado itu. Nasehat! Hanya itu yang bisa aku berikan ketika aku tak lagi bisa menghujani keningmu dengan ciuman. Ketika tak bisa saling beradu hidung, atau berteriak saling mengejek; siapakah yang lebih putih di antara kita. Setelah kita berjarak. Tapi percayalah adikku, kelak kau akan lebih menghargai itu. Jauh dari yang lain..
Yang pertama adalah mulailah bangun pagi. Pagi-pagi buta. Ketika dari speaker masjid terdengar suara orang mengaji (yang entah itu rekaman atau langsung). Pertama kali mungkin berat adikku, sebab kau tak terbiasa saja. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, ketika kau bertekad untuk mulai membiasakannya, maka itu akan mudah saja. Langsung saja berjingkat dari kasur. Bila opu,mama, Hajar,Idil,Tenri dan Baso belum bangun, maka bangunkan! Seret kakinya. Tarik, tarik sampai bangun. Bisikkanlah ini di telinganya “Opu, Opu bangun..sudah mau subuh”. Maka ketika kau mulai bangun pagi-pagi, akan banyak hal-hal baik yang bisa kau lakukan sebelum berangkat sekolah. Tapi tolong, jangan tidur lagi yah! Kau bisa ikut “membantu” mama di dapur. Bertanya banyak hal. Ma' masak apa?? Menggoreng apa?. Jika dia tidak memberikan jawaban yang memuaskan, maka paksa, paksa terus untuk menjawab (tentu saja dengan batas-batasnya adikku). Selanjutnya kau juga mulai bisa belajar membaca-baca buku. Ada banyak buku yang ditaruh di lemari. Bacalah! Minta pertimbangan sama Opu, mana yang sudah boleh dibaca mana belum. Suatu saat, akan ada yang menagih untuk kau bisa menceritakan salah satu isi buku yang kau baca.
Yang kedua belajarlah menjadi anak yang penurut. Tidak sering rewel. Belajarlah menerima pengertian-pengertian yang diberikan Opu dan Mama. Jika Opu melarang ini itu, itu bukan karena Opu tidak sayang Tiara..... Tidak! Sama sekali tidak. Kelak, kau akan mengerti bahwa setiap gelengan Opu dan Mama itu benar, bahwa setiap larangan mereka itu baik. Pemahaman itu akan sempurna datang seiring pergerakan usiamu. Tapi tentu saja adikku, selain penerimaan-penerimaan itu, kau selalu berhak tahu. Kau berhak untuk mendapat penjelasan atas setiap larangan atau ajakan yang diberlakukan padamu. Maka jika suatu saat Opu atau Mama melarang tanpa memberi penjelasan, kau berhak untuk merajuk.;”mengapa…mengapa?”. jangan puas jika Opu dan Mama hanya menjawab ‘pokoknya begitu. Pokoknya begini’.
Dua itu saja mungkin. Semoga itu bermanfaat. semoga kau dapat lebih bijaksana dalam melihat dunia.
Kado terindah buat bidadari kecilku sebagai hadiah atas prestasi belajarnya
7.15.2009
Diposting oleh H45 di 11.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar