Hening, tanpa gaduh bergemuruh. Sunyi, tiada berisik mengusik. Sepi, meredam bising terasing. Kusuka di sini. Ada damai mengintai nurani. Mencoba memahami makna sejumput gelisah. Belum kutemukan arti isyarat bayang yang bercanda di kegalauan, memburu hikmah di balik runtuhnya pilar- pilar inspirasi.
Kumulai dialog singkat dengan nafas, makin tak jelas dibalut was- was.
Tapi di ruang ini, kuusir cemas, kuganti dengan rasa tenang. Sekali lagi, kusuka di sini, berteman sepi. inspirasi di ruang sunyi
Diposting oleh H45 di 22.25 0 komentar
gugur bintang tawa di langit
memukul lukanya hati
saat jernih air berhenti mengalir
waktu datang mendungnya awan
tenggelam, menjauh semua harapan
bila hati terpaksa melepas indah
sinar jangan semakin pudar
tiada makna sebidik bisikan dingin pagi
tiada riang mengiringi kicau burung.
hanya embun menemani hijau
menambah mekar kuncup resah
bumi bisu berputar
keliling bersama kosong.
Makassar, 29 Mei 2010
Diposting oleh H45 di 06.03 0 komentar
Meski hari libur nasional, hari ini aku tetap ada kuliah. Pada saat rehat, kumanfaatkan untuk browsing sejenak. Setelah cek email, liat inbox facebook, kuberalih mengakses web- web akademik. Tak lupa pula, menelusuri 'rumah ide' kampusku.
Beberapa detik kemudian, kuterpaku dalam diam. Ada rasa yang melarat dada, menjalari pikirku. Kok tampilannya di ganti lagi? Padahal pekan lalu, tampilannya sudah mirip dengan website profesional. Terbukti, setelah dipublish di FB, banyak komentar yang masuk ke inboxku, pada umumnya mengatakan kalau tampilannya keren dan profesional meski masih 'ngontrak' di blogger.
Tapi sekarang?
Kutak mampu untuk membahasakannya.
(ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang ketulusan.)
Diposting oleh H45 di 17.54 2 komentar
Tiap langkah yang menjejak bermakna asa terencana. Menguntai setiap larik garis yang berpola. Menjulur vertikal, berpangkal pada Sang Maha. Mendatar Horisontal, merujuk pada Sang Waktu. Bertemu di diagonal TakdirNya
Rindu itu tetap bertalu. Kepingan waktu menjuntai harap di ujung asa. Mengacak selaksa tanya tak berjawab. Terpilin sepi yang mengendap.Kegamangan menyapa hari, kegalauan menyulam waktu. Ada banyak ide yang menyapa di rentang waktu tersisa. Berbincang tentang hidup, tentang diam, tentang lara, tentang cinta, tentang luka, tentang segala.
Sadarilah..tak selamanya hidup ramah. Tak selamanya hidup itu adalah tawa. Terkadang jejaknya menghujam luka, terkadang nafas kita tak juga habis saat puncak kekecewaan tetap betah mengiringi. Terkadang jalan tak hanya berbelok, tapi juga tikungan tajam, berkerikil, hingga tanjakan tak habis habis, diselingi lubang besar menganga. Lelah? Cape? Letih..fisik dan mental..
Tapi, hidup adalah potongan puzzle- puzzle impian. Puzzle impian adalah bentuk ketidak-teraturan dalam keteraturan. Entah mana yang harus aku letakkan terlebih dulu dalam bingkai hidup.. semua tampak berantakan, awalnya. Tapi kuyakin,suatu saat puzzle mimpiku akan tersusun rapi, memenuhi bingkainya, membentuk alur yang membungkus hidupku. Indah....
Yakin,,,tak ada yang sia-sia selama kita jalani dalam bingkai keridhoanNya, Berproseslah...jalani semua dengan ikhtiar, sabar..lalu tawakal.. Serahkan hasil akhir padaNya. Insya Allah..ringan
Diposting oleh H45 di 04.43 0 komentar
Langit masih sore saat aku kembali menggoreskan lengkungan-lengkungan hari. Matahari beranjak syahdu menuju horizon hati. Senja sesaat lagi lembut menyapa. Aku merindukan senja ini. Senja yang mengantarkan sejuta cerita dari negeri-negeri di awan. Ada cerita mengenai takdir yang berguling-guling membentuk kehidupan. Ada cerita nasib yang bertalu-talu melukis dinding langit. Ada juga cerita-cerita tentang anak manusia yang mencari senyum dari malaikat.
Ufuk barat menguning lalu pelan-pelan menjadi merah menghiasi langit kota. Senja itu datang menyapa. Lamat-lamat mengantarkanku dalam keindahan keharubiruan cinta. Semaput tubuh ini lalu terhuyung-huyung melangkah meraba. Burung-burung tertawa seraya bercumbu diatap langit. Berkawan dengan angin lembut dari timur. Mengantarkan kehangatan dalam balutan jutaan kelembutan. Merdu, senandung langit menyapa lembut dinding jaman. Menghentakkan keangkuhan sekaligus kecantikan.
Pejuang itu, masih terukir jelas senyumnya. Pada awan-awan biru dibibir senja ini. Cinta masih berada diujung senja. Senja biru yang mengejewantahkan kesederhanaan didalamnya. Dimana dunia hanyalah sandiwara. Dimana akhirat menjadi kekasih terlekat. Pekat, lalu semakin gelap. Menghitam menelan kesombongan anak adam dalam buaian maut.
Pejuang yang tersenyum dalam balutan jilbab coklatnya. Bergelayut pelan. Menunduk pelan. Malu-malu menggoreskan hati dengan beningnya air mata. Senandung cinta dalam balutan jilbab menggerayangi tubuh langit senja. Sesekali, sesegukan. Menangis lalu pilu. Ada hati yang menangis. Ada hati yang menyepi dalam kerajaan dunia. Bersembunyi dalam ketiadaan. Lalu bersemi dari gerimis dimusim barat. Matahari tersenyum dengan selendang merahnya. Tapi sang pejuang bersungut malu dengan jilbab cokelatnya. Adakah hati yang tersenyum dalam balutan senja ini. Ataukah tetap tidak akan berwujud seperti biasanya?.
Aku masih disini. Disudut senja bersama biru yang membawa sendu. Dalam sudut hati yang masih gelap. Tidak ada indah dalam jelmaan kalam ilahi. Aku yang mengagumimu dari sisi gelapku. Menyapa lembut dari buaian angin. Tersenyum lembut dari teduhnya wajahmu. Bagiku, engkaulah pejuang sejati.
Hitam putih selalu berselisih dalam rindu. Biru dan qalbu selalu membaur menitik syahdu. Senandung atas langit selalu bergema. Tilawah malam menghempaskan kerakusan atas nafsu. Adakah maaf atas langit bagiku. Sesekali aku larut bersama angin dan awan. Terbawa-bawa, bergulung-gulung, terhuyung-huyung, lalu tenggelam. Senja ini mengatakan bahwa cinta itu selalu indah dalam ketidak-wujudannya. Sang pejuang berlalu dengan lambaian sendu. Jilbab itu masih bergelayut. Mimpi itu masih sama. Lalu pelan-pelan aku bertanya. Dimana cinta itu bila takdir menggarisinya disini? Diujung senja. Dimana langit selalu menjelma biru. Kuning, orange, lalu lamat-lamat menyentuh horizon.
Adalah langit yang dibawahnya lembah yang tersentuh lalu terenyuh. Dari malam berganti cerita menjadi pagi. Dari lirik bergilir menjadi musik. Lalu ada kupu-kupu menari diatas bunga akasia. Dari siang bergulir menjadi senja. Dari hilir mengalir bergili-gilir menjadi bulir. Pasir laut tertawa bersorak. Hutan berdendang didalamnya melati bersenandung. Lalu tertatih-tatih merangkai cerita dan cinta yang hilang. Hilang dalam hitamnya lubang waktu yang tak berbilang.
Dari sini, dari ujung senja. Gerimis sejuk menari riang. Ada pelangi yang berpuisi sendu. Ada angin yang meniup rindu. Kepada sang pejuang berjilbab cokelat. Dalam mimpi-mimpi yang sayu lalu layu ditelan pagi dan embun. Senyum itu, kepadanya aku titipkan cerita.
mengukir ide yang muncul di senja hari ini
Makassar,22 Mei Pkl.20.09
Diposting oleh H45 di 20.12 0 komentar
aku menyelam dalam dinginnya malam. Gerimis masih menari berlari. Dalam ruang bersih dan wangi, rindu menghentak dalam dada. Tombol kupencet, memunculkan namamu dalam layar. Sekali...dua kali...tiga kali... tiada kamu angkat. Mungkinkah kau telah terlelap? Aku tersenyum, kulirik jam, nampak angkanya seolah menegurku
" sedang apa kau di sini? ingat pesan saudarimu beberapa menit lampau, angin malam tak sehat bagimu.''
Kukayuh langkah dari ruang itu, menuju parkiran terus melaju kembali di jalanan Makassar. Ada yang mengusik pikirku, bertikai dalam nurani. Tak ayal, aku berhenti, mesin kumatikan. Dari saku jaket, kuraih kembali benda mini. Dari layarnya yang mungil, tersusun huruf hasil aksi jemari, perintah dari hati. Tiba- tiba, ragu menggelayuti, jempolku menekan tombol ''C'', membuat layarku kembali kosong. Otakku bekerja cepat, untaian do'a yang terlukis barusan, kuganti dengan hal lain. Sederhana alasannya. Alangkah indahnya do'a jika hanya di dengar oleh yang Maha Kuasa, tempat bermuaranya segala munajat. Tak usah beritahukan kepada orang yang kita do'akan tentang pinta kita kepada Ilahi.
Tanpa ragu lagi, segera kurangkai kata, harapan seorang kakak di momen istimewa seorang adik, menjelma menjadi pesan singkat, kupencet tombol, akhirnya terkirimlah sudah.
'' tetaplah jadi pelangi, yang menghilangkan resah setelah hujan mengguyur bumi. tetaplah berimajinasi, ku tunggu lautan penamu berwujud buku atau novel pada milad berikutmu!''
Diposting oleh H45 di 06.13 0 komentar
Apa mimpimu BINTANG? Begitulah tanya seorang teman setahun lalu. Pesan singkat yang menghiasi inbox hape ku itu sampai sekarang jawabannya masih ku simpan rapat, di dalam sebuah lemari brankas bernama ketidakberdayaan.
Mimpi, impian, cita, atau apapun namanya, ibarat kendaraan di dalam kehidupan. Kendaraan yang bahan bakarnya adalah semangat. Ketika punya semangat tinggi, maka kendaraan mimpi seakan melaju kencang namun jika semangat lagi lemah, akan melaju sangat lambat.
Begitulah yang kualami sekarang ini. Kendaraanku kekurangan bahan bakar, bahkan hampir kehabisan. Aku masih menunggu, berhenti sejenak untuk menentukan pilihan, apakah melanjutkan perjalanan ataukah berbelok arah, menuju jalan pulang ke tempat start, kemudian memikirkan rute perjalanan baru untuk taman mimpi yang lain. Entahlah... kakiku juga terasa berat melangkah, untuk sekedar mencari bantuan orang- orang sekitar agar mau membantu mendorong kendaraanku yang mogok di perjalanan, selain kehabisan bahan bakar, ternyata kendaraanku terjerembab dalam kubangan lumpur ketidakberdayaan.
Diposting oleh H45 di 06.11 0 komentar
Aku tak pernah bilang kalau kau tak peka. Mungkin tepatnya kau kurang peka.
Aku juga masih bingung tentang makna sebuah kepekaan. Jika aku tak menyapa bahkan menunjukkan sikap diam, bukan berarti aku lagi marah. Aku hanya sedang belajar memahami ketidakberdayaan. Tak perlu risau, aku baik- baik saja. Beginilah aku menyelesaikan masalahku sendiri. Jika suatu hari aku kembali menapaki ruang mimpi, aku hanya ingin kau ingatkan satu hal padaku bahwa aku pernah buatmu gelisah. Untuk saat seperti ini, biarkan mulutku terbungkam, toh tak ada guna bila ku teriak, berharap untuk dipahami. Cerita belum berakhir saudari, kepekaanmu telah membantuku mencarinya. Yah, aku sedang mencari sebuah kata yang kini kehilangan pesona, SEMANGAT, adakah kau jumpa ia?
Santai sajalah!!!
Diposting oleh H45 di 06.14 0 komentar
Rasa iri menyergap diri
di kala ku baca bait- bait karya sastra berkelas tinggi
yang kau lukis tiap hari di blog pribadi.
Hampir tiap pagi,
dari layar- layar mini,
kuamati dan kukagumi
tiap ekspresi dari aksi jemari menyentuh sanubari.
Sekali lagi, aku iri dengan segala potensi yang kau miliki.
Cerita- cerita dari hati, kau susun begitu rapi
hingga terbias kesan penuh arti.
Aku masih iri dan tetap iri.
Menyelami lautan pena, diksi- diksi yang kau rangkai di lorong talenta diri. Tetaplah berimajinasi,
aku masih setia menemani
lewat rasa takjub yang tersimpan dalam kagum, menghiasi memori
di tiap dahan resonansi tanpa henti.
Tapi, sudikah kau mengajari dan berbagi inspirasi kepada diriku agar iri beranjak pergi?
mencoba mengeksplor ide sebelum terpejam malam ini
asrama madinah, 17 Mei 2010, pkl. 23.51
Diposting oleh H45 di 23.20 0 komentar
Jangan runtuhkan optimismeku dengan hasil penelitianmu. Andai kau tahu, vonis itu telah merobohkan tembok semangatku. Bangunan mimpi yang telah kubangun beberapa tahun silam seakan tak jelas modelnya kini. Aku tak pernah berpikir untuk berhenti menyusun puzle- puzle ide walau akhirnya hanya akan jadi puing- puing tak bermakna. Sia- sia !
Kata seorang saudari, banyak hikmah yang berceceran di balik peristiwa yang terlalui, maka beruntunglah aku jika mampu memungutinya
Ah.... tak semudah itu! Pekerjaan besar itu bernama pencarian jati diri, bukan menghibur diri. Toh, kalau aku mulai berpikir untuk berhenti bermimpi, apa pedulimu?
biarkan tetap begini, tak butuh simpati atau belas kasih
Diposting oleh H45 di 21.18 0 komentar
Sahabat, pernahkah kita memperhatikan ombak di lautan ? Selalu ada ombak besar dan juga ombak kecil .
Begitu indah rasanya bisa memandang gulungan gulungan ombak yang datang silih berganti.. Sang ombak besar selalu tampak bergulung-gulung dengan suaranya yang menggelegar, tampak bersuka ria menikmati kedasyatan kekuatannya, seakan-akan menyatakan keberadaan dirinya yang besar dan gagah perkasa.
Sementara itu, jauh di belakang gelombang ombak besar, tampak sang ombak kecil terseok seok berusaha mengikuti gerakan sang ombak besar. Ia terlihat lemah, tertatih-tatih, tak berdaya, dan jauh tersisih di belakang, sementara sang ombak kecil hanya bisa menyerah dan mengekor ke mana pun ombak besar pergi. Tetapi, di benaknya selalu muncul pertanyaan dan menyesali keadaan nya, Kenapa ya aku begitu lebih lemah dan tak berdaya?
Suatu saat , ombak kecil bermaksud bertanya pada sang ombak besar. Sambil tertaih-tatih ombak kecil berteriak: “Hai ombak besar. Tunggu!”
Sayup-sayup suara ombak kecil didengar juga oleh ombak besar. Lalu sang ombak besar sedikit memperlambat gerakannya dan berputar-putar mendekati arah datangnya suara. “Ada apa sahabat?” Jawab ombak besar dengan suara menggelegar hebat.
“Aduh .pelankan dong suaramu. Aku mau tanya nih , mengapa
engkau bisa begitu besar? Begitu kuat, gagah, dan perkasa? Sementara
diriku. ah. begitu kecil, lemah dan tak berdaya. Apa sesungguhnya yang
membuat kita begitu berbeda, wahai ombak besar?”
Dengan bijak sang Ombak besar pun menjawab, “Sahabatku, kamu menganggap dirimu kecil dan tidak berdaya, dan menganggap aku begitu hebat dan luar biasa, anggapanmu itu muncul karena kamu belum sadar dan belum mengerti jati dirimu yang sebenarnya, hakikat dirimu snediri”.
“Jatidiri? Hakikat diri? Kalau jati diriku bukan ombak kecil, lalu aku ini apa?” Tanya ombak kecil, “Tolong jelaskan, aku semakin bingung dan
tidak mengerti.”
Ombak besar meneruskan, “Memang di antara kita terasa berbeda tetapi sebenarnya jati diri kita adalah sama, kamu bukan ombak kecil, aku pun juga bukan ombak besar. Ombak besar dan ombak kecil adalah sifat kita yang sementara. Jati diri kita yang sejati sama, kita adalah air. Bila kamu menyadari bahwa kita sama-sama air, maka kamu tidak akan menderita lagi, kamu adalah air, setiap waktu kamu bisa menikmati menjadi ombak besar seperti aku, kuat gagah dan perkasa.” Mendengar kata-kata bijak sang ombak besar, mendadak timbul kesadaran dalam diri ombak kecil. “Ya, benar, aku bukan ombak kecil. Jati diriku adalah air, kenapa aku harus berkecil hati dan menderita.”
Dan, sejak saat itu, si ombak kecil pun menyadari dan menemukan potensi dirinya yang maha dasyat. Dengan ketekunan dan keuletannya, ia berhasil menemukan cara-cara untuk menjadikan dirinya semakin besar, kuat, dan perkasa, sebagaimana sahabatnya yang dulu dianggapnya besar. Akhirnya, mereka hidup bersama dalam keharmonisan alam. Ada kalanya yang satu lebih besar dan yang lain kecil. Kadang yang satu lebih kuat dan yang lain lemah.
Begitulah, mereka menikmati siklus kehidupan dengan penuh hikmat dan kesadaran.
Sebagai manusia, sering kali kita terjebak dalam kebimbangan akibat situasi sulit yang kita hadapi, yang sesungguhnya itu hanyalah pernak-pernik atau tahapan dalam perjalanan kehidupan. Sering kali kita memvonis keadaan itu sebagai suratan takdir, lalu muncullah mitos-mitos: aku tidak beruntung, nasibku jelek, aku orang gagal, dan lebih parah lagi menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk “ketidakadilan” Tuhan.
Dengan memahami bahwa jati diri kita adalah sama-sama manusia, tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Karena sesungguhnya kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan bukan monopoli orang-orang tertentu, jika orang lain bisa sukses, kita pun juga bisa sukses! Kesadaran tentang jati diri bila telah mampu kita temukan, maka di dalam diri kita akan timbul daya dorong dan semangat hidup yang penuh gairah sedahsyat ombak besar di samudra nan luas. Siap menghadapi setiap tantangan dengan mental yang optimis aktif, dan siap mengembangkan potensi terbaik demi menapaki puncak tangga kesuksesan.
“Jati diri kita adalah sama-sama manusia! Tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Jika orang lain bisa sukses, kita pun bisa sukses!”
Diposting oleh H45 di 14.22 0 komentar
Saat punya blog rasanya ada sesuatu yang harus saya rawat dan di jaga. Kemudian berpikir mau di isi atau di tulisi apa blog tersebut?.
Terjadi proses berpikir.. saat berpikir membuahkan kreatifitas. Kreatifitas membuat ide yang biasa saja menjadi ide yang luar biasa. Saat kreatifitas muncul, berarti sisi otak sebelah kanan juga berproses. Yang pada akhirnya antara otak kanan dan kiri bisa bekerja secara balance. Tidak mayoritas otak kiri dan tidak juga mayoritas otak kanan yang bekerja. Namun keduanya saling bersinergi.
Makanya sering saat memberikan komentar, saya bertanya kenapa suka dengan blog?. Jawabannya bervariasi, tergantung Tujuan membuat blog itu untuk apa. Untuk berbagi cerita, berbagi ilmu, sebagai motivasi menulis (ini saya banget). atau sebagai blog yang dapat menghasilkan uang.
Dengan demikian maka ada banyak alasan bagi kita untuk memiliki blog. Memeliharanya sampai tumbuh besar (bahkan ada yang ternak blog) dan pada akhirnya akan dapat mengasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pemilik blog dan juga orang lain yang merasakan manfaat dari blog yang kita pelihara. Baik manfaat materi maupun manfaat yang tidak berupa materi.
Diposting oleh H45 di 12.02 0 komentar
Sebuah buku diary berwarna pink sengaja kubelikan untuk bidadari kecilku. Kuingin dia belajar menulis tentang apa yang dialaminya tiap hari. Kumau, keceriaan hari- harinya tak hilang begitu saja tanpa ada goresan yang merekamnya.
Diary pink, begitu aku menyebutnya. Diary mungil yang akan menemani adikku dalam kesehariaannya. Bukan bermaksud mengajarinya menjadi pribadi introvert tapi sekedar memberikan kesempatan kepadanya tuk membagi kisahnya.
Selama ini dia hanya berceloteh tanpa ada yang berusaha memahaminya. Semoga diary pink dapat menjadi teman dalam kehidupannya.
Diposting oleh H45 di 07.00 0 komentar
Rekayasa ulang, dua kata yang terlintas dalam benak. Ada rasa yang tiba- tiba membuncah, keinginan meledak untuk kembali menulis. Jika membuka blog ini, malu rasanya melihat postingannya yang itu- itu saja. Makanya, sekarang kuingin merekayasa ulang niat bukan karena termotivasi rasa malu, takut punah atau panggilan menyadarkan dari pesaing (ngeblog adalah kompetisi, benarkah?) tetapi karena menulis adalah kebutuhan, itu menurutku, menurut teman- teman?
Rekayasa ulang berbeda dengan menata ulang. Rekayasa ulang menjangkau spektrum yang luas. Tanpa keinginan kuat untuk berubah dan ketrampilan untuk melakukannya, rekayasa ulang akan sama maknanya dengan menata ulang, pemaknaan yang sempit, membatasi kreatifitas.
Pembahasannya kok jadi serius yah?
Anggap saja itu prolog. Penulis hanya bermaksud mengungkapkan betapa besar keinginan untuk kembali menorehkan jejak- jejak pena dalam blog ini. Penulis ingin merekayasa ulang aktivitas menulisnya, menulis apa saja yang menjadi lintasan pikiran. Semoga ! mohon support dari teman- teman blogger semua. happy blogging !
Jika seseorang ingin melihat matahari terbenam tetapi terus berlari ke arah timur, maka yang didapatkan hanya kekecewaan.
Diposting oleh H45 di 09.40 0 komentar