Sahabat,postingan ini terinspirasi dari seorang aktivis da’wah. Sekarang dia dalam kebingungan. Bingung dengan keputusan orang tuanya. Keputusan yang di luar akal sehatnya. Betapa tidak, dia harus di perhadapkan di antara 2 pilihan. Pendidikan atau aktivitas da’wah. Opsi pertama, orang tuanya bersedia membiayai kuliahnya sampai selesai dengan syarat dia harus meninggalkan aktivitas da’wahnya. Opsi kedua, dia tetap berkecimpung dalam barisan da’wah tetapi orang tuanya tak bersedia lagi membiayai kuliahnya.
Ketika dia menceritakan hal ini kepadaku, aku teringat dengan awal-awal aku bersentuhan dengan da’wah. Aku juga pernah mengalaminya. Dilarang ikut aktivitas da’wah dari keluarga sendiri. Tetapi dengan alasan yang berbeda.
Kembali ke aktivis da’wah tadi. Alasan orang tuanya melarangnya berkutat di medan da’wah bukan karena nilai akademiknya yang anjlok. Jika di perhatikan dari sisi akademiknya, lumayan bagus ketika dia bersentuhan dengan aktivitas da’wah. Dia bisa menyeimbangkan antara prestasi akademik dengan rutinitas harakahnya. Akan tetapi dengan alasan klasik, orang tuanya memberikan warning di sebabkan oleh kondisi ekonomi. Sampai saat ini, aku sendiri juga bingung, relevansi antara kondisi ekonomi keluarganya dengan kuliah dan aktivitas da’wahnya. Justru, aku mengambil kesimpulan yang lain. Bisa jadi, orang tuanya belum memahami tentang tujuan-tujuan da’wah. Belum bersimpati dengan agenda-agenda kebaikan, belum respek dengan kemerosotan moral umat saat ini. Seandainya saja mereka tahu bahwa anaknya sedang terlibat dalam proyek besar membangun kembali peradaban Islam bersama dengan aktivis da’wah yang lain, mungkin mereka tak akan mengeluarkan ultimatum seperti itu. Atau selama ini, silahturahmi antara jamaah dengan keluarga si aktivis tadi tidak berjalan dengan baik.
Permasalahan ini adalah permasalahan klasik. Aku yakin, kalau solusi ada di balik hikmah peristiwa ini. Setiap kader da’wah, harus kembali memperhatikan tentang tahapan da’wah, :
1. Membentuk Pribadi Muslim.
2. Membentuk Keluarga muslim
3. Membentuk Masyarakat muslim
4. Membentuk daulah (negara) muslim
5. Kepeloporan dunia.
Pertanyaannya sekarang, sebagai aktivis da’wah, di tahapan mana kita berada saat ini?
2.16.2009
Diposting oleh H45 di 12.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
dakwah, begitu rumit...hanya orang cerdas yang mampu mengurai kerumitannya
dah tahapan ke-4, tinggal nunggu hasilnya, sekarang lagi berjuang untk ke tahapan terakhir "kepeloporan dunia"
Posting Komentar